Jumat, 27 September 2013
Kamu dan Cerita Kita
tiada pernah terbayang sebelumnya akan seperti ini. Kamu bisa dikatakan sahabat kecilku, gadis yang dulunya kecil dan lugu, bermain bersama, tertawa bersama dan banyak hal yang kita lakukan di masa itu. yaaa, tentunya masa kecil yang indah.
Dan pada saat itu kita mulai beranjak dewasa. Senyummu, tawamu selalu ku lihat indah didalam jiwamu. cinta pun tumbuh dalam hatiku. lagi-lagi penyebabnya adalah kamu. tawa dan canda pun mulai hilang. rasa malu pun datang. setiap berjumpa denganmu tak pernah ada lagi kata-kata. aku selalu tertunduk dan diam mendengarkanmu berkata.
Mungkin kamu heran atau bingung melihat tingkahku. dan kejadian itu terus menerus berulang. aku menjadi lelaki yang tak berdaya jika berada di dekatmu. yaaaa.. mungkin kata yang tepat untuk itu adalah "Salah Tingkah". tak tau kenapa mulut serasa kaku. tak mampu mengucapkan sesuatu dengan baik.
kemudian rasa itu berlanjut dan kian membesar. aku mulai memperhatikanmu perlahan lahan. mungkin yang aku lakukan itu adalah hal sama yang dilakukan oleh orang-orang. dan kamu terlihat semakin indah. walaupun saat itu aku hanya bisa menykasikanmu secara sembunyi-sembunyi lewat jendela.
rasa bahagiapun datang. aku memberanikan untuk menghubungimu. hanya melalu perantara pesan singkat yang memang sangat singkat. tapi aku senang. kamu meresponku dengan baik. canda dan tawaku denganmu pun kembali. huuh.... namun hal itu tak pernah aku tunjukan secara langsung di hadapanmu.
ketika itu aku masih masih berumur 14 tahun dan kamu berumur 13 tahun. pada usia sekecil itu aku merasakan gejolak hati yang begitu besar. setiap hari aku mengganggumu lewat pesan singkat. berbagia cara dan selalu ada cara untuk melakukannya. itu semua demi sebuah kabar. yaa tentu saja kabar darimu yang selalu aku tunggu. dan hal itu berlanjut seeeeeettiiiaaaaap harinnya. hampir sebulan kami begitu.
Dan akhirnya...
pada hari Selasa, 04 Agustus 2009 pukul 21:37
malam itu, sebuah peristiwa yang megawali segalanya. aku mengungkapkannya. tak bisa lagi aku menyimpan perasan yang begitu lama aku pendam. Kamu pun menerimanya. kamu menerimanya dan kamu menerimanya. sebuah kata yang terungkapa darimu saat itu hanyalah satu kata. "YA". hanya itu. dan sebuah kata itu aku rasa sudah cukup untuku.
ini baru awal. masih banyak yang akan aku tulis dalam "Kamu dan Cerita Kita"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar